SEMARANG – Terus mengupayakan penanganan banjir bersama gubernur Jateng Ahmad Luthfi, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Meimon (Gus Yasin), meninjau situasi di rumah pompa di Kali Sringin dan Kali Tenggang, Kota Semarang, Senin 27 Oktober 2025. Wagub ingin memastikan pompa-pompa berfungsi dengan baik dan air dapat dibuang ke kolam retensi di kawasan tersevut.
Dalam peninjauan, Taj Yasin mengatakan kolam retensi tepatnya di Terboyo dan Sriwulan sudah berfungsi, namun masih belum optimal karena sistem pembuangan air belum dilengkapi pompa.
“Memang sudah berfungsi, namun belum maksimal karena saluran pembuangannya belum ada—pompanya belum terpasang,” ujar Taj Yasin didampingi Asisten II Setda Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pusdataru dan Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng serta pengampu terkait.
Adapun total pompa yang operasional di Rumah Pompa Kali Sringin serta pompa portable untuk membantu, bekerja menyedot 6.570 liter per second.
Ia menjelaskan, persoalan ini telah menjadi pekerjaan rumah sejak Mei lalu. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mempercepat pengadaan pompa baru.
“Kita segera koordinasi dengan Kementerian PU ya untuk mempercepat pengadaan pompa. Setelah itu, kita baru berupaya mencari pompanya, karena pompa milik Pemprov maupun BBWS saat ini sudah difokuskan untuk menyedot air di darat agar bisa dibuang ke laut,” jelasnya.
Menurutnya, apabila kondisinya belum tertangani dengan baik maka opsi meminjam pompa tambahan dari daerah sekitar Kota Semarang seperti Demak.
“Kalau memang sangat dibutuhkan, kita bisa minta bantuan dari Demak atau daerah tetangga untuk meminjam pompa tambahan agar air bisa segera dibuang ke laut,” tambahnya.
Lebih lanjut, Wagub menyebutkan kolam retensi sudah mampu menampung air hujan, namun pengendaliannya masih harus ditingkatkan. Saat ini, pompa belum dioperasikan karena intensitas hujan masih tinggi.
“Kekhawatiran kita, jika air ini disedot terlalu cepat, justru bisa menyebabkan luapan di Sungai Tenggang. Karena itu, saya sudah memerintahkan tim dari Pusdataru dan BPBD untuk mencari bantuan pompa tambahan di pintu keluar kolam resapan menuju laut,” ungkapnya.
Berdasarkan data BBWS Pemali Juana, total kapasitas pompa yang dikerahkan di empat titik utama penanganan banjir di Kota Semarang — Sringin, Terboyo, Tenggang, dan Pasar Waru — mencapai 30.360 liter per detik.
Di Rumah Pompa Sringin, terdapat dua pompa eksisting dan dua pompa hasil peremajaan berkapasitas masing-masing 2.000 liter per detik, serta satu pompa apung berkapasitas serupa, dengan total 10.000 liter per detik.
Untuk kawasan Terboyo, penanganan dilakukan oleh sejumlah BBWS dengan total kapasitas 6.570 liter per detik, termasuk dukungan dari BBWS Serayu Opak, Cimanuk Cisanggarung, Bengawan Solo, Brantas, dan Ciliwung Cisadane.
Sementara itu, di Kawasan Kali Tenggang, tersedia pompa eksisting dan pompa apung berkapasitas besar ditambah bantuan mobile pump dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, dengan total 10.250 liter per detik.
Adapun di Pasar Waru, pengendalian dilakukan dengan satu pompa eksisting berkapasitas 2.000 liter per detik, satu pompa submersible, serta beberapa mobile pump dari DPU Kota Semarang, dengan total kapasitas 3.540 liter per detik.*









